SOKOGURU, YOGYAKARTA- Sejak diluncurkan pertama kali pada 26 Mei 2025, program Akselerasi Kreasi Ekspor Indonesia (Asik) Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemen Ekraf) dirancang untuk mempercepat kesiapan ekspor pegiat kreatif di bidang fesyen, kriya, dan kuliner.
Provinsi Yogyakarta dipilih menjadi kota pertama digelarnya program tersebut yang diselenggarakan pada Jumat 27 Juni 2025.
"Kita ingin ekspor bukan hanya jadi label keren tapi jadi jalan nyata untuk menaikkan omzet dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Ekonomi kreatif tidak lagi pelengkap, tapi tulang punggung pertumbuhan ekonomi baru yang tumbuh dari akar dari para pegiat di berbagai daerah," kata Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, saat menghadiri program Asik, dalam keterangan resmi Kementerian Ekraf.
Baca juga: Bitung Street Food Digelar hingga 19 Juli 2025, Menteri Ekraf Dorong Kuliner Bitung Naik Kelas
Kementerian Ekraf, sambungnya, memperkuat kesiapan ekspor pegiat ekonomi kreatif melalui bootcamp program Asik, khususnya subsektor kriya.
Pendekatannya menyeluruh mulai dari kurasi, pelatihan, sertifikasi, business matching, hingga partisipasi dalam pameran nasional dan internasional.
Dari 171 jenama kriya yang mendaftar dari seluruh Indonesia, hanya 20 yang lolos seleksi untuk mengikuti bootcamp Asik di Yogyakarta. Mereka membawa kekayaan kriya Nusantara mulai dari kayu, kulit, tekstil, keramik, logam, hingga batu dengan latar belakang usaha yang beragam namun berpeluang besar menembus pasar global.
Baca juga: Songsong Masa Depan Ekonomi Kreatif Lokal ke Kancah Internasional, Kemenekraf Gelar Ekraf Hunt 2025
Wamen Ekraf Irene juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun ekosistem ekspor kreatif yang kokoh baik antarpeserta maupun dengan berbagai pihak lintas sektor.
Wamen Ekraf Irene berharap ASIK bukan hanya menjadi ruang untuk menyerap ilmu teknis, tetapi juga awal terbentuknya jejaring yang kuat antar pegiat kreatif dari berbagai daerah.
“Kalian adalah top 10% dari semua yang mendaftar. Gunakan kesempatan ini untuk belajar, membangun jaringan, dan saling menguatkan. Persahabatan yang lahir di sini bisa jadi fondasi ekosistem bisnis yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Baca juga: Kemenekraf dan APJI Bahas Peningkatan Kuliner Lokal Melalui Diplomasi Gastronomi
Untuk memastikan dampaknya berkelanjutan, Kementerian Ekraf menyiapkan dukungan lanjutan berupa pendampingan usaha, fasilitasi sertifikasi, pelatihan ekspor tingkat lanjut, serta koneksi langsung ke pembeli mancanegara melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan jaringan mitra global.
Wamen Ekraf Irene juga menegaskan bahwa pengetahuan yang diperoleh dalam program ini diharapkan menjadi titik tolak perubahan jangka panjang.
“Di akhir hari, tujuan kita bukan sekadar agar produk kriya Indonesia tampil di pasar internasional, tapi agar talenta ekraf tumbuh sebagai pemain global yang tangguh dan mandiri. Kita ingin omzet naik, bisnis naik kelas, dan yang terpenting ekspor ini memberi nilai tambah nyata di tanah sendiri,” kata Irene lagi.
“Ilmu yang diperoleh di sini bukan hanya untuk membuka pasar, tapi juga membangun daya tahan. Para peserta kami harapkan bisa menjadi penggerak ekonomi kreatif di wilayahnya, menginspirasi, memperluas manfaat, dan memperkuat posisi Indonesia di mata dunia," lanjutnya.
Dok. kemenekraf
Inisiatif itu, menurut Irene, merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kementerian Ekraf untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth yang dimulai dari daerah, berakar pada kekuatan komunitas, budaya, dan talenta lokal.
Turut mendampingi Wamen Ekraf Irene Umar dalam kegiatan ini yaitu Direktur Kriya Neli Yana. (SG-1)